Sabtu, 14 Mei 2011

KHOLIFAH DINASTI BANI UMAYYAH


MUAWIYAH BIN ABI SUFYAN

A.     Biografi Muawiyah bin Abi Sufyan
Muawiyah bin Abi Sufyan merupakan pendiri Dinasti bani Umayyah. Muawiyah masuk Islam pada saat peristiwa Fathu Makkah.
Nama         : Muawiyah
Julukan       : Abu Abdurrahman
Lahir          : tahun 606 M ( tahun ke-5 sebelum kenabian)
Ayah          : Abu Sufyan
Ibu             : Hindun
Silsilah ayah dan ibu bertemu pada : Abdu Syam
Silsilah Muawiyah dan Nabi Muhammad bertemu pada : Abdi Manaf

B.     Pengangkatan Menjadi Kholifah
Karier Politik Muawiyah dimulai sejak ia masuk Islam yaitu :
        Pada masa Nabi Muhammad                : menjadi anggota penulis wahyu
        Pada masa Kholifah Abu Bakar            : Panglima perang di wilayah Syam
        Pada masa Kholifah Umar                    : Gubernur Syiria
        Pada Masa Kholifah Utsman                : Gubernur Damaskus dan Syiria
        Pada masa Kholifah Ali                        : Ia di copot dari jabatannya sbg gubernur.

Muawiyah melakukan pemberontakan pada masa pemerintahan Kholifah Ali, dengan alasan menuntut balas kematian Utsman, bahkan ia menuduh bahwa Ali terlibat dalam peristiwa pembunuhan Kholifah Utsman.
Sedangkan Ali beranggapan bahwa kepemimpinan Muawiyah sebagai gubernur Damaskus banyak melakukan penyelewengan, selain itu Muawiyah juga berambisi menduduki jabatan Kholifah oleh karena itu Ali mencopot Muawiyah dari jabatannya sebagai Gubernur Damaskus.
Karena merasa sakit hati maka Muawiyah melakukan pemberontakan sehingga terjadilah Perang Shiffin, dalam peperangan ini diakhiri dengan perdamaian / Arbitrase / Tahkim. Namun sayang dalam peristiwa tahkim ini, pihak Muawiyah melakukan tipu muslihat atas saran dari Amr bin Ash.
Setelah peristiwa tahkim, pihak Ali merasa dirugikan dan pendukunh Ali terpecah menjadi 2 kelompok yaitu Syi’ah dan Khawarij.
Orang-orang khawarij melakukan rencana hendak membunuh 3 orang yang dianggap sebagai dalang perpecahan umat Islam yaitu (Muawiyah bin Abi Sufyan, Amr bin Ash, dan Ali bin Abi Tholib). Namun rencana tersebut gagal hanya orang yang bertugas membunuh Ali yang berhasil.
Setelah Ali terbunuh, orang-orang Syi’ah mengangkat Hasan bin Ali sebagai Kholifah, namun pihak muawiyah menolak. Disisi lain Hasan tidak berambisi menjadi Kholifah dan tidak mau terjadi perpecahan berlanjut di tubuh umat Islam, akhirnya Hasan bersedia menyerahkan kekuasaan kekholifaha kepada Muawiayah.
Hasan bersedia menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dengan beberapa syarat yaitu :
1.        Muawiyah tidak menarik pajak dari penduduk Madinah, Hijaz, dan Irak
2.        Muawiyah tidak lagi mencacimaki Ali dan keluarganya
3.        Muawiyah menyerahkan sebagian harta Baitul Mal kepada Hasan
4.        Setelah kekholifahan muawiyah berahir, jabatan Kholifah diserahkan kepada umat Islam.
Muawiyah berjanji memenuhi syarat tersebut, akhirnya Muawiyah secara resmi diangkat sebagai Kholifah pada tahun 661 H.

C.     Gaya Kepemimpinan Muawiyah bin Abi Sufyan
Sistem pemerintahan yang dijalankan pemerintahan bani Umayyah adalah Monarchi Heridities. Yaitu system pemerintahan kerajaan / turun temurun, hal ini dibuktikan setelah Muawiyah wafat ia menyerahkan kekuasaan kekholifahan kepada putranya yaitu Yazid bin Muawiyah.
Hal inilah yang menyebabkan pemberontakan yang dilakukan oleh Husain bin Ali (saudara Hasan). Sehingga terjadi perang di padang Karba’ Irak. Dalam perang ini Hasan beserta seluruh keluarganya terbunuh.
Dalam menjalankan pemerintahan Muawiyah memang terkenal keras dan otoriter. Namun gaya kepemimpinan inilah yang menjadikan pemerintahan Islam berjalan stabil karena ia selalu berusaha menumpas para pemberontakan yang dilakukan oleh orang-orang Syi’ah.

D.    Jasa Peninggalan Kholifah Muawiyah bin Abi Sufyan
Pada masa Umayyah, baitul Mal = Lembaga pemerintahan yang bertugas mengurus masalah keuangan Negara, beralih fungsi dari harta hak seluruh rakyat menjadi harta kekayaan pribadi kholifah.
Adapun kebijakan-kebijakan yang dilakukan pada masa pemerintahan Kholifah Muawiyah antara lain adalah :
1.        Pembentukan Diwanul Hijabah
Bertugas memberikan pengawalan khusus terhadap Khlifah, hal ini dikarenakan kekhawatiran muawiyah melihat 3 kholifah sebelumnya meninggal karena terbunuh
2.        Pembentukan Diwanul Khatam
Bertugas mencatat semua kebijakan Kholifah mengantisipasi peristiwa pembunuhan Kholifah Utsman yang disebabkan Surat misterius
3.        Pembentukan Diwanul Barid
Departemen pos yang bertugas mengantarkan surat-surat resmi pemerintah
4.        Pembentukan Shohibul Kharaj
Bertugas memungut pajak dari rakyat.

ABDUL MALIK BIN MARWAN

A.     Biografi Abdul Malik bin Marwan
Abdul Malik bin Marwan merupakan kholifah Dinasti Bani Umayyah yang ke-5, karena jasanya beliau juga dianggap sebagai pendiri Dinasti Bani Umayyah yang ke dua setelah Muawiyah.
Nama         : Abdul Malik
Julukan       : Abul Muluk (ayah dari para raja)
Lahir          : 26 H – masa pemerintahan Kholifah Utsman
Ayah          : Marwan bin Hakam
Ibu             : A’isyah binti Muawiyah
v Sifat-Sifat Abdul Malik bin Marwan
    Pemberani
Pada awal masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang hampir saja meruntukan pemerintahannya, namun dengan keberanian beliau pemberontakan tersebut dapat ditumpas
    Cerdas
Beliau adalah seorang yang sangat cerdas, menguasai berbagai ilmu pengetahuan agama seperti Hadist, Fiqih, Tafsir dll.
    Cinta ilmu Pengetahuan
 Sejak kecil beliau sudah hafal Al-Qur’an.
 Beliau belajar Al-Qur’an kepada sahabat Utsman. Dan belajar Ilmu Hadist kepada sahabat Abu Hurairah

B.     Pengangkatan Menjadi Kholifah
Abdul Malik bin Marwan diangkat menjadi kholifah pada tahun 65-86 H./ 685-705 M. menggantikan ayahnya Marwan bin Hakam.
Beliau berkuasa kurang lebih 20 tahun dan mendapatkan gelar Abul Muluk-ayahnya para raja, karena empat putranya menjadi Kholifah Dinasti Bani Umayyah , mereka adalah :
  1. Al-Walid bin Abdul Malik                     3.  Yazid bin Abdul Malik
  2. Sulaiman bin Abdul Malik                     4.  Hisyam bin Abdul Malik

C.     Gaya Kepemimpinan Abdul Malik bin Marwan
Pada awal masa pemerintahannya banyak terjadi pemberontakan-pemberontakan yang dilakukuan antara lain oleh :
a.      Al-Mukhtar
Al-Muktar bin Ubaid memberontak dengan tujuan untuk membalas atas kematian Husain bin Ali yang terbunuh pada masa pemerintahan Yazid bin Muawiyah di padang Karba’ Iraq.
Al-Mukhtar berhasil membujuk masyarakat Iraq yang setia kepada Ali dan pengikutnya. Ia berhasil menguasai wilayah Mesopotamia dan sekitarnya. Namun gerakan pemberontakan Al-Muhtar ini dikalahkan oleh Ibnu Zubair
b.      Ibnu Zubair
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Zubair yang merupakan putra angkat A’isyah (istri rasulullah). Sebenarnya Ibnu Zubair telah lama berambisi menjadi Kholifah, yaitu semenjak peristiwa pemebunuhan Kholifah Utsman.
Pada masa pemerintahan Ali bin Abi Tholib Ibnu Zubair telah melakukan pemberontakan (Perang Jamal). Dan mencapai puncaknya pada masa pemerintahan Abdul Malik bin Marwan.
Setelah berhasil mengalahkan Al-Mukhtar, wilayah kekuasaan Ibnu Zubair semakin luas, bahkan dikatakan bahwa wilayah kekuasannya lebih luas jika dibandingkan dengan wilayah kekuasaan Abdul Malik bin Marwan (kholifah yang sah pada saat itu).
Dibawah komando Hajjaj bin Yusuf As-Saqofi, pasukan Abdul Malik menyerang Ibnu Zubair. Ia pun terdesak sampai di Makkah dan dikepung disana selama tujuh bulan.
Dengan senjata Manjaniq (sejenis ketapel besar), pasukan Hajjaj akhirnya dapat membunuh Ibnu Zubair. Namun sayang karena peristiwa perang tersebut dinding-dinding Ka’bah rusak dan akhirnya dirobohkan kemudian dibangun kembali.
D.    Jasa-Jasa Kholifah Abdul Malik bin Marwan
1)      Menjadikan Bahasa Arab sebagai Bahasa Resmi Negara
Semakin luasnya pemerintahan Islam keberbagai penjuru daerah, untuk memudahkan komunikasi Kholifah menjadikan Bahasa Arab sebagai bahasa resmi Negara.
2)      Mengganti mata uang
Pada masa pemerintahan sebelumnya, mata uang yang digunakan adalah mata uang Romawi, dan Abdul Malik adalah orang yang pertama kali mencetak mata uang dalam Islam
3)      Memperbarui ragam tulisan Arab
Pada masa Abdul MAaik, Jendral Hajjaj bin Yusuf As-Saqofi adalah orang yang pertama kali memberikan tanda baca titik dan harokat dalam tulisan Arab
4)      Pengembangan system Pos
Karena semakin luasnya pemerintahan Islam maka penyampaian informasi dari pemerintah pusat ke daerah semakin penting, oleh karena itu Abdul Malik menugaskan para petugas Pos dimasing-masing daerah
5)      Membangun Pabrik-pabrik
Beliau mendirikan Pabrik-pabrik senjata dan kapal perang di daerah Tunisia. Dan juga membangun Qubbatus Sakhra’ (kubah batu) di Palestina



AL-WALID BIN ABDUL MALIK

A.     Biografi Al-Walid bin Abdul Malik
Al-Walid bin Abdul Malik adalah Kholifah Dinasti Bani Umayyah yang ke-6, berkuasa selama kurang lebih 10 tahun. Belau termasuk salah satu kholifah yang berjasa mengembangkan Dinasti Bani Umayyah,
Sebenarnya Kholifah Marwan bin Hakam sebelum meninggal telah mengangkat dua putra mahkota yaitu Abdul Malik dan Abdul Azis, namun ternyata Abdul Aziz (paman Al-Walid) meninggal terlebih dahulu sebelum menjadi Kholifah sehingga Abdul Malik mengangkat putranya sendiri yaitu Al-Walid untuk menggantikannya.
Nama         : Al-Walid
Lahir          : Damaskus 50 H.
Wafat         : 96 H.
Ayah          : Abdul Malik
v Sifat Al-Walid bin Abdul Malik
Beliau banyak belajar tentang peradaban Islam, namun dalam bidang Bahasa Arab ia sangat lemah, sehingga pada waktu itu ayahnya (Abdul Malik) mengumpulkan para ulama’ ahli Nahwu (ilmu tata bahasa arab) untuk mendidiknya, namun selama 6 bulan ia tetap tidak dapat berbicara bahasa arab dengan baik.
             
B.     Pengangkatan Menjadi Kholifah
Al-Walid diangkat menjadi Kholifah pada tahun 86 H. pada saat berusia 34 tahun. Dapat dikatakan bahwa Abdul Malik seorang yang keras dan gigih dalam perjuangan muncul saat Negara dalam keadaan banyak terjadi pemberontakan, sedangakan Al-Walid seorang kholifah yang suka damai muncul pada saat Negara dalam keadaan damai. (Abdul malik adalah pendiri sebuah gedung yang besar sedangkan Al-Walid adalah orang yang memperindah gedung tersebut)
Pada masa pemerintahan Al-Walid, beliau mengangkat para gubernur yang dapat dipercaya antara lain adalah :
1)      Umar bin Abdul Aziz  à Gubernur Hijaz (Makkah + Madinah)
2)      Hajjaj bin Yusuf As-Saqofi    à Gubernur Iraq
        Di bawah pimpinan Umar bin Abdul Aziz, beliau banyak melakukan pembangunan-pembangunan di daerah Hijaz, seluruh dana kas daerah dimanfaatkan untuk kepentingan rakyatnya,
        Sedangkan di Iraq, Hajjaj ia banyak melakukan penindasan terhadap lawan-lawan politiknya (golongan Syi’ah dll), sehingga banyak penduduk yang mengungsi dan pindah ke Hijaz.
        Karena hal inilah Hajjaj merasa iri dan menebarkan fitnah bahwa Umar bin Abdul Aziz telah melindungi para pemberontak yang kabur dari Hijaz.  Karena mendengar laporan inilah akhirnya Kholifah Al-Walid memecat Umar dari jabatannya.
C.     Gaya Kepemimpinan Al-Walid bin Abdul Malik
Pada masa pemerintahan Al-Walid, ia banyak melakukan perluasan wilayah Islam mulai dari Asia sampai ke wilayah Eropa. Diantara panglima perang yang berjasa dalam proses perluasan wilayah tersebut antara lain :
1.        Qutaibah bin Muslim
Ia berhasil menahlukkan wilayah Balkan, Bukhara, Farghana, dan Yasghar, wilayah perbatasan China
2.        Muhammad ibnu Qosim
Ia berhasil menguasai daerah Shindu, India dan Nepal
3.        Musa bin Nushair
Karena pemberontakan yang dilakukan oleh bangsa Bar-bar yang bekerja sama dengan Bangsa Romawi, akhirnya Kholifah mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Musa bin Nushair untuk mengatasi pemberontakan tersebut. Akhirnya Ia berhasil menahlukkan kembali wilayah Al-Jazair dan Maroko serta beberapa wilayah diperbatasan Spanyol
4.        Thoriq bin Ziyad
Wilayah Spanyol dulu dikuasai oleh kerajaan Romawi, dibawah pimpinan Raja Roderick,  ia banyak melakukan penindasan terhadap rakyat setempat. Antara laian adalah :
a.       Para petani dibebani pajak yang sangat tinggi
b.      Orang-orang Yahudi dipaksa memeluk agama Nasrani (Kristen)
c.       Para budak disiksa dan dilarang menikah.
Pemerintah setempat raja De Graff Julian meminta bantuan kepada Musa bin Nushair. Akhirnya Musa bin Nushair mengirimkan sebanyak 7000 pasukan dibawah pimpinan Jendral Thoriq bin Ziyad.
            Pasukan Thoriq menyeberangi selat antara Maroko dan Spanyol yang dikenal dengan Selat Gibral Tar (Jabal Thoriq) akhirnya pasukan ini dapat mengalahkan raja Roderick dan berhasil menguasai beberapa wilayah antara lain kota Toledo, Sevilla, Malaga, Cordoba dll.

D.    Jasa-Jasa Kholifah Al-Walid bin Abdul Malik
1.      Mendirikan lembaga pemelihara anak yatim dan orang-orang jompo
2.      Membangun rumah sakit bagi penderita penyakit menular (kusta)
3.      Menugaskan pegawai khusus yang melayani orang-orang sakit dan penyandang cacat
4.      Membangun jalan-jalan raya serta pembuatan sumur-sumur untuk menyediakan air minum
5.      Membangun Masjid “Umawi” di Damaskus dan merehabilitasi Masjid “Nabawi” di Madinah



UMAR BIN ABDUL AZIZ

A.     Biografi Umar bin Abdul Aziz
Umar bin Abdul Aziz adalah Kholifah Dinasti Bani Umayyah yang ke-8, beliau merupakan Kholifah Dinasti Bani Umayyah yang paling adil, karena dapat menjalin kerjasama dengan golongan Syi’ah sehingga tidak terjadi pemberontakan
Nama         : Umar (julukan Umar II)
Lahir          : 63 H. di daerah Halwan (Kairo-Mesir)
Ayah          : Abdul Aziz bin Abdul Malik
Ibu             : Ummu Ashim binti Ashim bin Umar bin Khotob
Beliau belajar Al-Qur’an kepada ayahnya sendiri Abdul Aziz, dan Ubaidillah bin Abdullah
Beliau belajar Hadist kepada Sahabat Anas bin Malik, Abdullah b. Ja’far b. Abi Tholib, sedangkan para ulama’ ahli Hadist yang banyak belajar dari beliau antara lain : Muhammad b. Syihab Az-Zuhri, Raja’ bin Haiwah dll.

B.     Pengangkatan Menjadi Kholifah
Umar menikah dengan Fathimah putri Kholifah Abdul Malik bin Marwan, pada masa pemerintahan Al-Walid bin Abdul Malik Umar diangkat menjadi Gubernur Hijaz (Makkah + Madinah) namun karena fitnah dari Hajjaj bin Yusuf yang dianggap melindungi para pemberontak ahirnya beliau dipecat dari Gubernur.
Pada masa pemerintahan Kholifah Sulaiman bin Abdul Malik beliau diangkat menjadi seorang Katib (Sekretaris Kholifah).
      Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi Kholifah pada tahun 99–101 H. / 717-720 M dalam usia 36 tahun. Beliau menggantikan Kholifah Sulaiman bin Abdul Malik. Pada saat mengetahui bahwa beliau diangkat menjadi kholifah beliau bersedih dan mengucapkan Inna Lillahi wa inna Ilaihi roji’un. Karena  beliau menganggap bahwa jabatan merupakan sebuah amanat yang berat dan kelak harus dipertanggungjawabkan diakhirat.

C.     Gaya Kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
Setelah dilantik menjadi Kholiafah terjadi perubahan sikap dan gaya hidup Umar. Sebelumnya beliau termasuk orang kaya yang suka terhadap kemewahan, namun semenjak diangkat menjadi Kholifah semua harta bendanya dijual kemudian  uangnya dimasukkan ke Baitul maal dan dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat umum.

D.    Usaha-usaha kholifah Umar bin Abdul Aziz
1.      Mengangkat para pejabat yang jujur dan sesuai dengan keahliannya
2.      Menghapus kelas sosial antar muslim arab dan muslim non arab (Mawalli)
3.      Mengembalikan uang pensiunan anak-2 yatim dari para pejuang Islam
4.      Menghidupakan kerukunan antar umat beragama
5.      Mengurangi pajak orang Kristen Najran
6.      Mewajibkan pajak harta (Kharraj) bagi orang muslim dan pajak jiwa (Jizyah) bagi orang non muslim
7.      Mengajak masyarakat hidup sederhana menjauhi kemewahan dunia (Zuhud)
8.      Menghentikan permusuhan dengan Golongan Syi’ah
9.      Menghentikan semua peperangan dengan golongan non muslim
10.  Dakwah Islam dilakukan secara bijaksana dengan cara mengirim para muballigh dan para da’i.

E.     Jasa-Jasa Kholifah Umar bin Abdul Aziz
1)      Menarik kembali para tentara muslim yang melakukan penaklukkan keberbagai wilayah dan digantikan dengan para Mubaligh muslim untuk berdakwah mengajak masuk agama Islam
2)      Meminta para gubernur untuk ikut berda’wah menyebarkan agama Islam dengan cara mengirim para ulama’ ahli fiqih ke wilayah Afrika Utara (suku Badui)
3)      Melarang mencaci maki Ali dan keluarganya
Sejak masa pemerintahan Muawiyah, para khotib sholat Jum’at harus mencaci maki Ali dan keluarganya pada saat Khutbah, namun pada masa Umar bin Abdul Aziz beliau melarang hal tersebut dan mengganti caci makian itu dengan membaca Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 90.
4)      Membukukan Hadist Nabi
Jasa terbesar Umar bin Abdul Aziz adalah membukukan Hadist nabi. Hal ini dilakukan karena pada masa itu banyak sekali hadist palsu yang dibuat oleh orang-orang Syi’ah dan orang-orang Khawarij.
Kholifah Umar memerintahkan Muhammad bin Syihab Az-Zuhri (Ulama’ ahli Hadist), Abu Bakar bin Muhammad (Seorang Ulama’ dan Gubernur Madinah), dan Amarah binti Abdurrahman (anak didik Aisyah Ra.) untuk menghimpun hadist nabi dari para ulama’ ahli hadis.
            Umar bin Abdul Aziz wafat pada tahun 101 H dalam usia 39 tahun setelah menjabat sebagai kholifah selama kurang lebih dia setengah tahun. Walaupun masa pemerintahannya sangat singkat namun beliau menjalankan pemerintahan Islam dengan cara adil dan bijaksana sehingga terciptalah kesejah teraan rakyat.
يابن  عبد العزيز  لو  بكت  العيــن  فتى  من  أميــة   لبكيتك
أنت   أنقدتنا  من  السب  والشتم  فلو  أمكن  الجزاء  جزيتك
Wahai putra Abdul Aziz,…. Kalau boleh mata menangis meratapi Bani Umayyah,
 tentu aku akan meratapi engkau.
Kau telah membebaskan kami dari perbuatan keji, mencaci maki terhadap Ali
Seandainya aku dapat membalas jasa, tentu aku akan membalas jasamu.

HISYAM BIN ABDUL MALIK
A.     Biografi Hisyam bin Abdul Malik

Hisyam bin Abdul Malik adalah Kholifah Dinasti Bani Umayyah yang ke-10. beliau dilahirkan pada tahun 70 H. sejak kecil beliau tinggal di kota Ar-Rushafah yang terletak di tepi sungai Eufrat.
      Beliau termasuk salah seorang kholifah yang cerdas, tegas dan pemurah sehingga Dinasti Bani Umayyah dapat mencapai berbagai kemajuan di berbagai bidang pada masa pemerintahannya.

v Sifat-sifat Hisyam bin Abdul Malik
1.      Taqwa
Suatu hari ia mencari putranya yang tidak dilihatnya sholat Jum’at, kemudian ia bertanya “ apa sebabnya engkau tidak shalat?” putranya menjawab “hewan kendaraanku telah mati” Hisyam menyahut “tidak sanggupkah engkau berjalan kaki?”
2.      Penyantun
Diriwayatkan bahwa suatu ketika pernah ada seseorang yang mengucapkan perkataan kasar kepadanya, namun ia tidak menghukum atau membalas perkataan kasar tersebut, ia hanya berkata “ tak patut engkau berkata kasar kepada pemimpinmu”
3.      Teliti
Hisyam adalah salah seorang kholifah Dinasti bani Umayyah yang terkenal teliti dalam mengeluarkan uang. Beliau tidak mau mengeluarkan uang untuk hal-hal yang tidak berguna, apalagi menghambur-hamburkannya
4.      Tegas
Hisyam selalu bersifat tegas terhadap para pemberontak terutama golongan Syi’ah, oleh karena itu pada masa pemerintahannya banyak sekali para pendukung orang-orang syi’ah yang dihukunya.
5.      Cerdas
Beliau sangat cermat dalam memilih para gubernur di berbagai wilayah kekuasaannya, dengan cara memilih orang-orang yang sanggup menjalankan kekuasaan dengan bijaksana. Apabila ada gubernur yang menyeleweng maka ia akan segera mengganti dengan gubernur yang lebih mampu. Oleh karena itu pada masa pemerintahannya, ia sering memecat gubernur di berbagai daerah.
B.     Pengangkatan Menjadi Kholifah
Hisyam bin Abdul Malik dilantik menjadi seorang Kholifah pada tahun 105 H./ 743 M. saat berusia 35 tahun menggantikan saudaranya Yazid bin Abdul Malik. Beliau menjabat sebagai kholifah selama kurang lebih 20 tahun.
      Ia telah mengatur kantor-kantor pemerintahan sehingga administrasi berjalan tengan tertib dan lancar.    
C.     Gaya Kepemimpinan Hisyam bin Abdul Malik
Pada masa Hisyam telah terjadi berbagai pemberontakan oleh golongan-golongan yang tidak setuju terhadap kebijakan para kholifah (sebelum dan sesudah pemerintahan Umar b. Abdul Aziz) yang selalu menaikkan pajak.
Beberapa pemberontakan yang terjadi pada masa pemerintahan Hisyam bin Abdul Malik adalah :
1.      Al-Haris bin Suraij : ia menganggap bahwa dirinya adalah Al-Mahdi yang diutus oleh Allah untuk membebaskan orang-orang tertintas dan menghukum orang yang dzalim.
2.      Zaid bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali : ia memproklamirkan diri sebagai kholifah karena merasa berhak atas jabatan tersebut. Selain itu ia memberontak karena ingin membalas kekejaman Bani Umayyah yang telah membunuh kakeknya (Husain bin Ali bin Abi Tholib)
Selain itu masih banyak pemberontakan yang terjadi, namun beliau memiliki para gubernur dan panglima perang yang handal yang dapat mengatasi berbagai pemberontakan tersebut antara lain :
a.       Khalid Al-Qasri : diberi tugas untuk menyelesaikan pertikaian antara orang Yamaniyah (Himyariyah) dan orang Mudhoriyah
b.      Muslamah : diberi tugas untuk mengatasi pemberontakan di Asia tengah. Orang-orang islam di Armenia diganggu oleh orang-2 Khazar, namun Muslamah terbunuh. Kemudian Hisyam mengirim pasukan kembali dibawah pimpinan Marwan (cucu marwan bin Hakam.) yang ahirnya dapat mengatasi pemberontakan tersebut.
c.       Kulsum : diberi tugas untuk mengatasi pemberontakan di wilayah Afrika utara yang dilakukan oleh orang Bar-bar. Namun Kulsum tewas dalam pertempuran kemudian Hisyam mengutus Hanzala yang akhirnya dapat mengalahkan orang-orang Bar-bar tersebut.
Semua pemberontakan yang terjadi dapat diatasi pada masa pemerintahan Hisyam, sehingga pemerintahannya dapat berjalan cukup lama sekitar 20 tahun.

D.    Jasa-Jasa Kholifah Hisyam bin Abdul Malik.
1.      Mengatasi berbagai pemberontakan
2.      Menata administrasi pemerintah dan keuangan Negara
3.      Membuka sejumlah perkebunan
4.      Membangun irigasi untuk kepentingan pertanian
5.      Membangun sejumlah sumur dan bendungan untuk air minum bagi orang-orang yang melakukan perjalanan haji
6.      Mendirikan benteng-benteng pertahanan di berbagai wilayah yang rawan konflik
7.      Membangun pabrik-pabrik senjata dan peralatan perang
8.      Membangun tempat pacuan kuda.

2 komentar:

Komentar